Chapther 2
lagit begitu biru
serasa bagai laut
terombang ambing di laut luas
bimbang yang ada
ingin terhapus dalam jiwa
apa rasa itu ada?
Kuharap tidak
Pagi yang indah telah tercemar dengan suara Ariata.
"Retsu...!!! bangun, dan segera sarapan!!!" perintah Ariata.
"Hem...Iya iya." ucapku. dengan malas aku keluar dari nyamannya selimut dan hangatnya ranjang yang kutinggalkan. kuberjalan menuju kamar mandi dan segera mengguyu r badanku agar segar kembali. selang beberapa menit. mengganti pakaian dan melanjutkan kegiatan seperti biasa. kutatap Ariata yang kebingungan.
"kenapa kau? keluar dari kamar hanya mengenakan pakaian minim seperti itu?! "
hem apa sih maksudnya? pakaian seperti ini kan sudah umum di masyarakat. hem memang dalam rumah ini pantasnya memakai yukata tapi hal itu terlalu ribet untuk dilakukan. padahal kamisol dan rok pendek selutut dibilang minim? wah benar-benar rabun mata tu anak....
"hem ya terserahlah..." nyerah aja dech...
Ketika kembali dari kamar setelah berganti baju. Retsu menemukan sepiring onigiri dan sebuah catatan kecil dalam piring tersebut.
Cepat makan dan segera brangkat.
Nanti malam makan sendiri
Ada urusan kerja.
Ariata
Hem sendiri lagi. Tapi kenapa ya setiap kali tak ada setan kecil itu semuanya sunyi.pikirku. kulirik alroji mungil di tanganku, 06.37. sial. Telat. Onigiri itupun mau tak mau harus kutelan sambil berlari. Hem untung semua dapat terkendali. Sambil berlari sesekali kulirik arloji di tanganku. 06.57. kukira bakal telat. Untung saja aku lari dengan sekuat tenaga. Yah walau lumayan dekat dari rumah tapi tempat ini tidak dilalui kereta bawah tanah jadi harus berjalan dari rumah. Baru saja aku mau membuka pintu tempatku kerja, kulihat note yang tertempel pada pintu. Kenapa hari ini banyak note yang harus kubaca sih?.
“hari ini banyak karyawan yang sakit jadi Retsu, kau harus kerja sendiri ya...kupercayakan cafe ini padamu. Manajer.” Bacaku keras-keras.
Sial beneer hari ini harus menjaga cafe ini. Huh hanya ditemani koki itu saja. Hem ya sudahlah...
................................................................................................................................
Kediaman Ariata
Kediaman itu belum menunjukkan adanya penghuni rumah. Lampu-lampu yang harus dinyalakanpun belum terlihat terang benderang. Dari kejauhan rumah itu tampak seperti rumah hantu bila tidak ada penerangan. ...
“dia belum pulang ya?” sambil berjalan menuju gerbang depan. Entah mengapa perasaan khawatir tiba-tiba menimpanya. Dengan hati-hati ia menelusuri segala penjuru rumah.
“apa itu?” sebuah bayangan dekat pintu belakang mengusiknya, bayangan hitam seperti seseorang. Dengan hati-hati dia mendekat. Betapa terkejutnya saat ia tahu siapa sosok bayangan tersebut.
“kenapa kau? Hei jangan tidur di sini! Sana tidur di kamarmu!” namun orang yang ditemukannya itu tak kunjung bangun atau setidaknya menunjukkan gejala akan bangun. Terpaksa ia menggendong orang tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Retsu.
Retsu POV.
Siapa?
Siapa kau?
Hangat?
Apa itu? tangan?
Tangan siapa?
Gelap, kenapa semuanya gelap?
Kucoba membuka mata tapi tak bisa. Kucoba menggerakkan badanku tapi tak kunjung juga bisa bergerak. Kenapa? Aku kenapa?
Siapa itu? aku?
Kulihat seorang gadis kecil begitu anggun dan cantik.
lagit begitu biru
serasa bagai laut
terombang ambing di laut luas
bimbang yang ada
ingin terhapus dalam jiwa
apa rasa itu ada?
Kuharap tidak
Pagi yang indah telah tercemar dengan suara Ariata.
"Retsu...!!! bangun, dan segera sarapan!!!" perintah Ariata.
"Hem...Iya iya." ucapku. dengan malas aku keluar dari nyamannya selimut dan hangatnya ranjang yang kutinggalkan. kuberjalan menuju kamar mandi dan segera mengguyu r badanku agar segar kembali. selang beberapa menit. mengganti pakaian dan melanjutkan kegiatan seperti biasa. kutatap Ariata yang kebingungan.
"kenapa kau? keluar dari kamar hanya mengenakan pakaian minim seperti itu?! "
hem apa sih maksudnya? pakaian seperti ini kan sudah umum di masyarakat. hem memang dalam rumah ini pantasnya memakai yukata tapi hal itu terlalu ribet untuk dilakukan. padahal kamisol dan rok pendek selutut dibilang minim? wah benar-benar rabun mata tu anak....
"hem ya terserahlah..." nyerah aja dech...
Ketika kembali dari kamar setelah berganti baju. Retsu menemukan sepiring onigiri dan sebuah catatan kecil dalam piring tersebut.
Cepat makan dan segera brangkat.
Nanti malam makan sendiri
Ada urusan kerja.
Ariata
Hem sendiri lagi. Tapi kenapa ya setiap kali tak ada setan kecil itu semuanya sunyi.pikirku. kulirik alroji mungil di tanganku, 06.37. sial. Telat. Onigiri itupun mau tak mau harus kutelan sambil berlari. Hem untung semua dapat terkendali. Sambil berlari sesekali kulirik arloji di tanganku. 06.57. kukira bakal telat. Untung saja aku lari dengan sekuat tenaga. Yah walau lumayan dekat dari rumah tapi tempat ini tidak dilalui kereta bawah tanah jadi harus berjalan dari rumah. Baru saja aku mau membuka pintu tempatku kerja, kulihat note yang tertempel pada pintu. Kenapa hari ini banyak note yang harus kubaca sih?.
“hari ini banyak karyawan yang sakit jadi Retsu, kau harus kerja sendiri ya...kupercayakan cafe ini padamu. Manajer.” Bacaku keras-keras.
Sial beneer hari ini harus menjaga cafe ini. Huh hanya ditemani koki itu saja. Hem ya sudahlah...
................................................................................................................................
Kediaman Ariata
Kediaman itu belum menunjukkan adanya penghuni rumah. Lampu-lampu yang harus dinyalakanpun belum terlihat terang benderang. Dari kejauhan rumah itu tampak seperti rumah hantu bila tidak ada penerangan. ...
“dia belum pulang ya?” sambil berjalan menuju gerbang depan. Entah mengapa perasaan khawatir tiba-tiba menimpanya. Dengan hati-hati ia menelusuri segala penjuru rumah.
“apa itu?” sebuah bayangan dekat pintu belakang mengusiknya, bayangan hitam seperti seseorang. Dengan hati-hati dia mendekat. Betapa terkejutnya saat ia tahu siapa sosok bayangan tersebut.
“kenapa kau? Hei jangan tidur di sini! Sana tidur di kamarmu!” namun orang yang ditemukannya itu tak kunjung bangun atau setidaknya menunjukkan gejala akan bangun. Terpaksa ia menggendong orang tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Retsu.
Retsu POV.
Siapa?
Siapa kau?
Hangat?
Apa itu? tangan?
Tangan siapa?
Gelap, kenapa semuanya gelap?
Kucoba membuka mata tapi tak bisa. Kucoba menggerakkan badanku tapi tak kunjung juga bisa bergerak. Kenapa? Aku kenapa?
Siapa itu? aku?
Kulihat seorang gadis kecil begitu anggun dan cantik.
2 komentar:
tagh tnggu klnjtanx...
hahahahaha....:D
thanks....
iya tunggu aja yach...
tapi mungkin lama 'couse banyak tugas numpuk yang lom akira kerjakan...
Posting Komentar